Menurut Ganong WF (2003) Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak.
Overweight dan Obesitas adalah suatu kondisi
kronik yang sangat erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah penyakit
Degeneratif. Penyakit Degeneratif adalah suatu kondisi penyakit yang muncul
akibat proses kemunduran fungsi sel-sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi
lebih buruk dan berlangsung secara kronis.
![]() |
| obesitas dan evolusi manusia |
Sebuah data dari NHANES (National Health and
Nutrition Examination Survey, US) tahun 1994 memperlihatkan bahwa dua per tiga
pasien Overweight dan Obesitas dewasa mengidap paling sedikit satu dari
penyakit kronis tersebut dan sebanyak 27 % dari mereka mengidap dua atau lebih
penyakit.
![]() |
| Peningkatan berat badan berlebihan |
Faktor Penyebab obesitas
Faktor-faktor penyebab obesitas masih terus diteliti, baik faktor lingkungan maupun genetik berperan dalam terjadinya obesitas. terdiri dari :
1. Faktor lingkungan antara lain pengaruh psikologi dan budaya. Dahulu status sosial dan ekonomi juga dikaitkan dengan obesitas. Individu yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah biasanya mengalami malnutrisi. Sebaliknya, individu dari keluarga dengan status sosial ekonomi lebih tinggi biasanya menderita obesitas. Kini diketahui bahwa sejak tiga dekade terakhir, hubungan antara status sosial ekonomi dengan obesitas melemah karena prevalensi obesitas meningkat secara dramatis pada setiap kelompok status sosial ekonomi (Zhang, 2004).
![]() |
| obesitas dipengaruhi juga oleh faktor genetik |
2. Meningkatnya obesitas tak lepas dari berubahnya gaya hidup, seperti menurunnya aktivitas fisik, dan kebiasaan menonton televisi berjam-jam. Faktor genetik menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal melalui pengaruh hormon dan neural. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak dan ukuran sel adiposa serta distribusi regional lemak tubuh.
Alat ukur
Obesitas :
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara, metode yang lazim digunakan saat ini antara lain pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), lingkar pinggang, serta perbandingan lingkar pinggang dan panggul. Sebuah studi menyatakan bahwa pengukuran lingkar leher juga dapat digunakan sebagai screening obesitas. Berikut ini penjelasan masing-masing metode pengukuran antropometri tubuh:
1.
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Overweight
dan Obesitas merupakan suatu akumulasi lemak berlebih di dalam tubuh yang dapat
mengganggu kesehatan secara keseluruhan. Overweight dan Obesitas terjadi
disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi
yang keluar. Metoda paling praktis dan sederhana dalam menentukan tingkat
Overweight dan Obesitas pada seseorang adalah Indeks Massa Tubuh (IMT)/Body
Mass Index. IMT diperoleh dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat
dari tinggi badan (meter). Nilai IMT yang didapat tidak dipengaruhi oleh umur
dan jenis kelamin. Klasifikasi IMT menurut World Health Organization (WHO)
tahun 1998 mendefinisikan Overweight apabila diperoleh IMT ≥ 25 dan Obesitas
apabila IMT ≥ 30. IMT ini bermanfaat dalam menentukan seberapa besar seseorang
dapat terkena resiko penyakit-penyakit tertentu yang disebabkan karena berat
badannya.
2. Lingkar Pinggang
![]() |
| pengukuran Lingkar pinggang |
IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan merupakan indikator terbaik untuk obesitas Selain IMT, metode lain untuk pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar pinggang. Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling sulit dilakukan karena perbedaan cutt of point setiap etnis terhadap IMT maupun lingkar pinggang. Sehinggga IDF (Internasional Diabetes Federation) mengeluarkan kriteria ukuran lingkar pinggang berdasarkan etnis (Alberti, 2005). Parameter lingkar pinggang untuk Pria >90 cm dan Wanita >80 cm.
Tipe obesitas
![]() |
| android obesity dan gynoid obesty |
Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Tipe
obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi obesitas
tubuh bagian atas (upper body obesity) dan obesitas tubuh bagian bawah (lower
body obesity). Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominansi penimbunan
lemak tubuh di trunkal
Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada
trunkal, yaitu trunkal subkutaneus yang merupakan kompartemen paling umum,
intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal. Obesitas tubuh bagian atas
lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini lebih
dikenal sebagai “android obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan lebih
kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada obesitas
tubuh bagian bawah. Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan
tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini
lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut “gynoid obesity”.
Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada wanita
(David, 2004).
Strategi Pencegahan Overweight dan Obesitas
Overweight dan Obesitas merupakan suatu kondisi dengan penyebab
multifaktor, oleh karena itu penanganan yang tepat hendaknya mempertimbangkan
pendekatan secara multi disiplin. Pencegahan Overweight dan Obesitas terdiri
dari tiga tahapan yaitu Pencegahan primer, sekunder dan tertier. Pencegahan
Primer adalah dengan pendekatan komunitas untuk mempromosikan cara hidup sehat.
Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja dan
pusat kesehatan masyarakat. Pencegahan sekunder bertujuan untuk menurunkan
prevalensi Obesitas sedangkan pencegahan tertier bertujuan untuk mengurangi
Obesitas dan komplikasi penyakit yang ditimbulkannya.
Pada dasarnya prinsip dari pencegahan dan penatalaksanaan
Overweight dan Obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan
keluaran energi, dengan cara pengaturan pola makan, peningkatan aktivitas
fisik dan modifikasi gaya hidup serta dukungan secara mental dan sosial.
Pengaturan nutrisi
1. Tujuan utama pengaturan nutrisi pada individu dengan overweight
dan obesitas tidak hanya sekedar menurunkan berat badan, namun juga
mempertahankan berat badan agar tetap stabil dan mencegah peningkatan kembali
berat badan yang telah didapat. Konsumsilah sedikit lemak (30 % dari jumlah
keseluruhan kalori yang dikonsumsi). Kurangi konsumsi makanan tinggi
karbohidrat dan lemak, perbanyak konsumsi serat. Upayakan tetap memilih makanan
dan minuman secara berhati-hati agar tetap dapat mengontrol kalori, lemak, gula
dan garam yang dikonsumsi. Konsumsi makanan yang dilakukan harus tetap dapat
memenuhi kecukupan gizi. Ini berarti vitamin dan mineral harus terdapat dalam
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Prinsip diet gizi lebih adalah mengusahakan konsumsi energi yang lebih rendah daripada keluaran ( mengurangi 500 kkal/hr), dengan mengurangi 500 kkal/hari dapat menurunkan 1/2 kg/ minggu serta Menerapkan prinsip gizi seimbang.
2. Perbanyak aktivitas fisik
Olahraga dan aktivitas fisik memberi manfaat yang sangat besar
dalam penatalaksanaan overweight dan obesitas. Olahraga akan memberikan
serangkaian perubahan baik fisik maupun psikologis yang sangat bermanfaat dalam
mengendalikan berat badan. Contoh yang paling jelas adalah sebagai berikut,
jika kita melakukan aktivitas lari selama 1 jam penuh kegiatan ini akan
membakar 600 kalori setara dengan kalori yang dihasilkan jika kita mengkonsumsi
satu buah hamburger fast food. Olahraga yang dilakukan secara konsisten dan
teratur tidak hanya dapat membakar kalori, namun juga mengurangi lemak,
meningkatkan massa otot tubuh, dan memberi manfaat yang cukup baik secara
psikologis.
3. Modifikasi pola hidup dan perilaku
Perubahan pola hidup dan perilaku diperlukan untuk mengatur atau
memodifikasi pola makan dan aktifitas fisik pada individu dengan overweight dan
obese. Dengan demikian diharapkan upaya ini dapat mengatasi hambatan-hambatan
terhadap kepatuhan individu pada pola makan sehat dan olahraga. Strategi yang
dapat dilakukan adalah pengawasan sendiri terhadap berat badan, asupan makanan
dan aktivitas fisik; mengontrol keinginan untuk makan (motivasi keluarga dan
lingkungan seringkali diperlukan dalam hal ini); mengubah perilaku makan dengan
mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi; dan dukungan sosial dari
keluarga dan lingkungan.







makasii komentarnya .. masih belajar ni
BalasHapus